Sunday, September 5, 2010

Kosong

 
Dalam ruang legar ini,
Kerdipan bintang menjadi suluhan dalam kelam malam,
Rembulan umpama malu dalam samar-samar kepekatan
Dan kedinginan yang sungguh mendebarkan,
Ada rindu, ada sepi,
Rindu pada tarian irama yang pernah ditarikan,
Rindu pada bait puitis yang pernah menjadi peneman tatkala,
Ada perasaan sepi mencengkam jiwa,
 
Selimut hati ini,
Kian terbuka tatkala jendela dibuka seluas dunia,
Untuk menerima setiap kesempurnaan mahupun kekurangan,
Kesederhanaan sesungguhnya sesuatu yang berharga,
Tidak lebih, tidak kurang,
Itulah manusia yang sempurna,
Mampu berdiri walau dengan kudrat sekecil zarah,
Kedaifan menjadi suatu yang amat berharga,
Ialah kedaifan dunia,
Namun suatu kemuliaan pada ketika pengakhir bicara.
 
Ruang legar ini sepi kembali,
Umpama memahami bicara hati,
Bicara pada minda, seusai meratapi kekosongan hati,
Menjadi peneman tatkala sendirian menjalani hari,
Tidak pernah tercabar dengan kerunsingan dan kesukaran,
Namun, barpaut dengan pengharapan yang teramat panjang,
Selama mana mampu bertahan,
Untuk berkongsi hati,
Menjadi satu perkara yang sia-sia,
Tidak mampu walau terlintas di minda dan jiwa,
Umpama kekosongan dalam hati ketika ini,
Keresahan bukanlah peneman bicara,
Namun kemanisan dalam pencarian merupakan satu kucupan abadi,
Sebuah dambaan cinta,
Dalam setiap kekosongan di jiwa.

No comments:

Post a Comment