Monday, August 2, 2010

Sayap Terpatah Lagi

Kalam ini mungkin sebuah kalam terakhir,
Dari seorang insan yang meminjam
Sekelumit nafas dari tuhan yang Esa,
Setiap gerak-geri mendambakan sebuah keampunan,
Calitan duka kali ini,
Mungkin satu calitan yang terakhir untukku,
Andai esok adalah satu mimpi indah…


Bila aku sendirian,
Muhasabah menerpa memanggilku kembali,
Mengenang rentetan satu persatu cerita duka,
Cerita sepi dan cerita gembira,
Air mata turut membasahi,
Menemani sebuah malam gelita.


Hatiku kian sakit,
Hatiku kian perit,



Menanggung derita ternyata rumit,
Hanya perca-perca sabar dapat ku jahit,
Menjadi selimut dalam ketakwaan,
Menanti suatu hari bisa bertemu sang pencipta,
Dalam sekelumit redha,
Dalam ketenangan didamba…


Sayapku terpatah lagi,
Kali ini kian berdarah parah,
Perit menahan sakit derita,
Tiada tempat mengadu,
Tiada tempat menagih,
Hanya kamu,kamu dan kamu,
Yang bisa mengerti sahabatku,



Nada ini mungkin serius,
Kerana kadangkala aku begitu,
Kerana itulah diriku…


Biar catatan kali ini tiada puitis,
Biar bisa semua mengerti,
Bukan menagih simpati,
Namun hanya sekelumit doa,

Ku harap kalian titipkan,
Agar bisa aku tenang,
Andai takdir aku bukan disini,
Untuk esok hari,



Aku redha,
Aku gembira,
Kerana tuhan lebih mengerti…


Mushesa

No comments:

Post a Comment