Monday, August 2, 2010

Sebuah Memoir

Kudrat ini,
Berlindung disebalik zarah-zarah
Kasih dari saluran sebuah cinta,
Debuan sayang menyelusup,
Disetiap ruang lopak hati yang kedinginan
Membisu sepi,
Air cinta,
Melahirkan aku ke dunia nan indah,
Mengenal makna sebuah tangisan,
Sebuah senyuman,
Berjalan di atas medan sebuah rencana kehidupan,
Tak terbeli dengan hati mahupun budi,
Setiap inti pengorbanan hakiki.



Bukan niat untuk menjaja,
Sebuah memoir yang membawa aku ke sini,
Bukan menjual,
Setiap getir yang telah dilalui tatkala
Bumi ketandusan gelak ketawa,
Ada penyejuk, ada penyabar,
Tiap bicara, menghempas setiap kerumitan,
Setiap renungan,
Melempar sebuah cahaya ketenangan.


Tika malam menghambat diri,
Bergetar jiwa merasuk sebuah kerinduan,
Rindu pada seorang umi,
Rindu pelukan kasih sejati,
Mahu aku menangis seperti anak kecil,
Di atas pangkuan riba,
Bercerita kisah suka, duka, nestapa,
Betapa lelah kehidupan di dunia.


Ingin saja,
Aku peluk erat dalam tidur nan suram,
Dengan pantulan cahaya rembulan,
Bercerita tentang kehidupan yang telah diberikan,
Kesempatan yang telah dikurniakan,
Kesyukuran mempunyai ibu yang
Amat menyenangkan.


Hakikatnya,
Aku rindukan senyuman yang terukir,
Sebuah senyuman ikhlas,
Senda gurau, marah sayang,
Segulung nasihat,
Sebuah peringatan,
Impian dan amanat,


Kuntuman bahagia dalam
Jambangan doa,
Aku titipkan,
Pada ya Rabbi,
Agar pada ketika ini,
Pada saat ini,
Sebuah belas,
Sebuah keredhaan,
Dapat Dia kurniakan kepada insan,
Yang amat ku sayang.


Sekali lagi,
Ini bukan puisi,
Hanya sekadar memoir singkat,
Sekelumit ingatan,
Dari anak untuk ibu tercinta,
Selamat hari ibu
Untuk ibuku sayang


Mushesa

No comments:

Post a Comment